Penyutradaraan Film Televisi "Pelangi Hati" Dengan Pendekatan Ekpresionisme

Pertanggungjawaban Karya Seni Penyutradaraan Program Televisi dengan judul "Penyutradaraan Film Televisi 'Pelangi Hati' Dengan Pendekatan Ekspresionisme" sebagai berikut : masa kanak - kanak adalah masa di mana keceriaan, kehangatan, kasih sayang orang tua selayaknya kita dapatkan, namun berbeda dengan tokoh dalam film ini (Nisa), dia berusaha mendapatkan keceriaan dengan caranya sendiri yang patut untuk diapresiasi bersama. Objek yang diangkat dalam Penciptaan Karya Seni Film 'Pelangi Hati' adalah anak dari sebuah panti asuhan milik ibu Rosi dengan tujuan memberikan renungan tentang bagaimana seorang ibu bersikap kepada anak yang telah ia lahirkan. Membuang bayi/menitipkannya adalah hal yang dirasa kurang tepat dan berdampak kurang baik bagi anak ketika besar nantinya. Surutnya film televisi anak di Indonesia melatar belakangi terciptanya karya seni ini. Film bertemakan persahabatan berdurasi 30 menit ini menceritakan tentang kehidupan seorang anak panti asuhan bernama Nisa, berumur 13 tahun yang ingin sekali bertemu dengan ibu kandungnya ketika melihat temannya diberikan perhatian lebih oleh ibu mereka. Terdapat pesan moral yang ingin disampaikan melalui kisah persahabatan ini. Konsep estetik penciptaan Karya Seni pada program cerita 'Pelangi Hati' ini berusaha menawarkan sebuah tavangan yang berbeda dengan programprogram lain. Pendekatan ekspresionisme pada penyutradaraan ini juga terlihat dalam pengadeganan, kostum, tata artistik, blocking dan pergerakan serta penambahan dialog yang dinyanyikan ini menjadi salah satu unsur berbeda yang ingin ditonjolkan